Platmerahnews.com – Chairman OSO Group, Oesman Sapta, mengangkat KH Said Aqil Siradj menjadi Presiden Komisaris (Preskom) OSO Group. Selain Kiai Said, OSO, sapaan Oesman, juga mengangkat letnan Jenderal (Purn) Gories Mere sebagai Komisaris Independen di perusahaan tersebut.
“Malam ini (kemarin, red) OSO Group mendapat kehormatan. Kita memiliki Presiden Komisaris baru, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj. Sejak malam ini, beliau menyatakan bersedia menjadi Presi den Komisaris OSO Group.
Kemudian, letnan Jenderal (Purn) Gories Mere, diangkat menjadi Komisaris Independen OSO Grup,” ujar OSO menyampaikan sambutan dalam acara Corporate Gathering OSO Group, di Grand Ballroom Hotel Ritz Charlton, Jakarta, kemarin.
Mantan ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) itu meyakini, bergabungnya Kiai Said dan Gories Mere akan membuat OSO Group semakin besar. Karena itu, OSO juga mengajak seluruh karyawan OSO Group terus bersama-sama membangun dan membesarkan perusahaan.
“Atas nama keluarga dan organisasi, saya berdoa semoga semua diberi berkah oleh Tuhan Yang Maha Esa, dan membangun organisasi ini dengan hati nurani,” ujarnya.
Pria kelahiran Sukadana, Kayong Utara, Kalimantan Barat, 18 Agustus 1950 itu, menambahkan, kedua tokoh tersebut juga akan menjadi kunci dalam rangka membangun kekuatan OSO Group dengan strategi 5S.
S pertama adalah strategi. “Strategi apa yang ingin dibangun ke depan untuk memajukan perusahaan ini,” kata OSO. S kedua adalah Struktur dan S yang ketiga ialah skill.
“Di sini, yang perlu diperhatikan adalah penempatan orang di posisi yang tepat. The right man in the right place,” ujar dia. S keempat adalah Sistem.
Menurut OSO, setelah ada strategi, struktur, dan skill, tapi tak memiliki sistem, perusahaan tidak akan berjalan dengan maksimal.
“Nah, S yang kelima adalah Speed and target. Sebuah perusahaan harus memiliki target. Dalam mencapai target itu harus punya ukuran waktu. Jadi, speed and target adalah kecepatan dalam pencapaian hasil daripada target itu sendiri,” urai Ketua Umum DPP Partai Hanura ini.
OSO menambahkan, 5S telah menjadi filosofi hidupnya. Dia bercerita, dengan prinsip 5S itu, telah membangun perusahaan mulai dari nol.
“Bayangkan, saya membangun perusahaan ini dengan modal Rp 500 ribu pada tahun 1974. Itupun kredit di bank. Waktu itu, di perusahaan hanya tiga orang. Saya, pembantu, dan staf saja,” ungkap dia.
Saat ini, OSO Group telah menggurita di berbagai bidang dengan total karyawan sebanyak 25 ribu orang di seluruh Indonesia. “Saya bukan pemegang saham. Sepeser pun tidak ada. Yang punya (saham) adalah istri dan anak-anak saya. Saya kerja untuk keluarga, dan semua orang yang bersama saya,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, OSO juga memberikan apresiasi dan penghargaan kepada para karyawan yang telah mengabdi bersamanya minimal 15 tahun. OSO pun membacakan satu per satu nama karyawan yang sudah mengabdi dalam kurun waktu 15, 18, 21, 23, 30, 31, 32, 33, 34, hingga 38 tahun. Mereka dipanggil naik ke atas panggung untuk mendapatkan penghargaan.
“Dari tahun 1974 sampai sekarang, tidak ada karyawan yang mau berhenti ketika bekerja sama saya. Artinya, saya sayang sama karyawan saya, walaupun kadang saya suka menegur dan memarahi, tapi jadi juga. Dan saya tidak suka karyawan saya ‘disentuh’ siapa pun,” tegas dia.

Mantan wakil ketua MPR itu menambahkan, pengalaman hidup telah memberikan banyak pelajaran berharga kepadanya. Ia juga memotivasi karyawannya untuk bisa berbuat lebih besar.
“Saya bukan siapa-siapa, bukan anak siapa-siapa. Jadi, bayangkan saya tidak punya apaapa, tapi bisa bikin apaapa. Sekarang, Anda sudah punya segalanya, apakah siap untuk menghasilkan apaapa?” tanya OSO dijawab “siap” oleh ribuan karyawan yang hadir dalam acara tersebut.
Selain ribuan karyawan dari berbagai perusahaan di bawah naungan OSO Grup, acara tersebut juga dihadiri para tamu undangan dan keluarga besar OSO. Selain Presiden Director OSO Group, Raja Sapta Ervian, tampak hadir putra OSO lainnya Raja Sapta Okta.***