Depok – Pengajian Rutin Majelis Mudzakarah dan Muhasabah Pondok Pesantren Hidayatul Anshor pimpinan Abi KH Anshori HS di Cipayung Senin malam (9/12/19) berlangsung dengan mengundang Sekda Depok Hardiono dan menghadirkan penceramah KH Masturo.
Sekda Depok Hardiono pada kesempatan tersebut memberikan apresiasinya atas digelarnya kegiatan ini.
Dalam sambutannya singkatnya Hardiono juga sempat membacakan Surat Al ‘Ashr .
“Kegiatan Majelis Mudzakarah dan Muhasabah para santri di Pesantren ini diharapkan dapat. meningkatkan dedikasi santri agar lebih tinggi dan bermanfaat bagi agama dan bangsa.” Ujarnya.
Ditambahkan,” Saya lantunkan surat “Demi masa”, jadi sesungguhnya bahwa kita ini adalah orang yang merugi kecuali orang orang yang beriman kepada Allah SWT yang saling bertausiah dan saling menasihati dalam kebenaran,” ungkap Hardiono dihadapan puluhan jamaah yang hadir.
Lebih lanjut Hardiono mengatakan, pentingnya waktu yang kadang terlewat tanpa terasa yang jika tidak dimanfaatkan dengan baik akan menjadi sia-sia dan penyesalan di kemudian hari.
“Jadi manfaatkan waktu dengan produktif menghasilkan kebaikan dan manfaat bagi orang lain. Semoga Allah SWT memberikan berkah diperjalanan waktu kita,” pungkasnya.
Semantara KH Matsuro dalam Tauziahnya mengatakan, “Mahalul Qiyam adalah Puncak petingatan Maulid Nabi Muhamad SAW.”
Dikatakan peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW jangan hanya sekedar seremonial atau cuma memperingati hari kelahiran Nabi yang disebut dengan ulang tahun atau miladnya Nabi, tapi Maulid itu satu amal perbuatan yang kalau kita bungkus di dalamnya dengan niat ibadah Insya Allah itu akan menjadi nilai tambah di badan kita dihadapan Allah SWT.
“Maulid itu ada hukumnya yang pertama kumpul berjamaah itu rukunnya, kedua membaca riwayat riwayat kehidupan Rasulullah orang yang sudah banyak kemudian dia baca riwayat-riwayat kehidupan Rasulullah Nah itu rukun kedua yang ketiga rukunnya adalah baca Quran.” Jelasnya.
“Makanya kalau di dalam Maulid itu sudah dibaca kalimatnya Laqod Janakum Rasulun Min Anfusikum, itu yang disebut dengan puncak malam itu Mahalul Qiyam, karena pada saat kita membaca menyambut dengan kalimat Marhaban.” Ujarnya.
Dikatakan, begitu Mahalul Qiyam semuanya berdiri, Insya Allah itu Allah akan memberikan pahala kepada mereka yang membacakan Marhaban Ya Nurul Aini wajah Rasulullah, membangkitkan keimanan kita.
KH Matsuro juga mengingatkan, “Dalam memperingati Maulid Nabi Besar Muhamad SAW,tidak lain hanya untuk membuktikan rasa cinta kepada Rasulullah dan mengagungkan kebesaran Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan Muhasabah yakni introspeksi diri bercermin siapa kita,datang dari mana dan asal ke mana dan mau kemana kita. ” Tandasnya.(Wismo)