PLATMERAH, BANDUNG – Sepasang keluarga muda di Kampung Ciawitali, Desa Kendan, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung,hidup dengan memprihatinkan.
Keluarga yang tidak punya pekerjaan tetap tersebut tinggal di sebuah rumah diatas lahan seluas 16 meter persegi.
Rumah yang tidak layak huni itu ditempat Atep (20)suami dan istrinya Eet (20) serta anaknya yang masih berusia empat tahun. Rumahnya berdinding bilik, beratap tanah dan tanpa dilengkapi sanitasi.
Di rumah itu, hanya ada satu kamar serta dapur menggunakan kayu bakar. Supaya angin tidak masuk, di dinding bagian luar, dipasangi terpal berwarna biru.
Rumah itu juga tidak dilengkapi dengan air bersih. Sehari-hari, Atep berprofesi sebagai buruh harian lepas. Kadang mencangkul, kadang buruh tani dan kadang-kadang jadi buruh bangunan.
Rumah orang tuanya, berada dekat dengan rumah keluarga pasangan muda itu. Lahan 16 meter persegi itu juga lahan milik orang tuanya.
“Rumahnya seadanya saja. Saya belum punya uang untuk rehabilitasi rumah, penghasilannya belum tetap. Orangtua juga belum punya cukup uang. Di rumah orangtua sudah penuh sama penghuni yang lain,” kata Atep ditemui di rumahnya, Minggu (22/9).
Untuk keperluan mandi cuci kakus, ia mengakses sanitasi di rumah orangtuanya. Ia menempati rumah itu sejak tiga bulan lalu.
“Untuk air juga sama, saya ke rumah orangtua,” kata dia.
Irah (60), ibunya, menerangkan bahwa rumah yang ditempati anaknya, semula digunakan untuk kandang sapi. Namun kini sudah diubah jadi hunian tempat tinggal.
“Sapinya sudah dijual waktu kurban kemarin. Anak saya baru menikah, punya anak satu. Karena belum ada tempat, jadi manfaatkan rumah ini, dulunya sih bekas kandang tapi sekarang sudah dibersihkan dan ditempati anak saya,” ujar Irah.
Pengurus RW setempat, Tatang (46) mengatakan pihaknya sudah mengajukan bantuan pada pemerintahan desa untuk bantuan rehabilitasi rumah itu.
”Sudah ditinggali sejak tiga bulan lalu. Kami mau mengajukan bantuan ke pemerintah karena khawatir ada warga saya yang tinggal di rumah tidak layak,” katanya.