Depok – Pemilukada Kota Depok mendatang akan menjadi seru jika Gerindra dan PDIP bisa bertarung.
Maka pertandingannya menjadi seru dan sangat ditunggu publik karena terjadi kontestasi, sapa yang paling baik dalam menyelenggarakan pemerintahan.
Pengamat Kebijakan Publik Doktor Lisman Manurung mengungkapkan hal itu dalam Diskusi “Siapa Lawan Kuat Petahana” di Pilkada Depok 2020 ditinjau dari Perspektif Akademisi, Pers dan Masyarakat di Cafe Ghawil jln Boulevard Grand Depok City, Rabu lalu (18/09/2019).
” Petahana memang wajar saja selalu diserang,karena ini adalah kontestasi untuk memilih pemimpin yang terbaik bagi rakyat bukan bukan hanya kita.tapi juga kepentingan dari partai itu sendiri (baca PKS ) untuk menghasilkan apa keadaan yang lebih baik yang semuanya demi kepentingan rakyat.” Ujarnya.
“Jika masyarakat mengharapkan terpilihnya Walikota yang lebih baik dari yang sekarang. Jadi ada harapan supaya untuk terpilihnya Walikota yang lebih mampu menjalankan peran memperbaiki keadaan.” Tambahnya.
Menurut Lisman, yang terpenting sekarang adalah bagaimana sosok yang lebih baik untuk kedepan itu.
Menyingung dengan politik identutas , Lisman mengatakan,” Politik Politik identitas saya kira akan secara tidak langsung akan merosot dari waktu ke waktu. Jadi itu yang akan menjadi tantangan nya jadi akan timbul keadaan yang semakin lebih baik lagi.”
Menurutnya, “Tantangan ke depannya adalah harus muncul satu keadaan munculnya postur pemimpin Depok yang tidak hanya pemimpin lokal tetapi juga mencerminkan Depok itu mau tidak mau sudah merupakan kota yang harus menjadi ikon Nasional juga gitu khususnya Karena dia mempunyai Universitas Indonesia juga fasilitas mendukung kainnya.”
“Kepemimpinan sekarang ini, dia harus mengadopsi sebanyak mungkin apa yang menjadi pesan terhadap pihak yang kalah i dalam rangka menegakkan potensi yang lebih baik harus ada langkah yang lebih proaktif.” Ujarnya.
Sementara itu, Doktor Devie Rahmawati
Peneliti Sosial Vokasi UI bersama Depok24jam yang melakukan penelitian panjang untuk menemukan sebuah teori tentang kebangkitan lokalitas melalui Jaringan media sosial.
“Penelitiannya menyoroti teknologi dan memfasilitasi kemandirian warga dalam aspek sosial, budaya bahkan politik,” ujar Devi.
“Salah satu aspeknya yakni menyoroti dinamika masyarakat dalam menilai kepemimpinan kotanya. Dengan metoda polling sederhana terhadap 2800 warganet di kanal depok24jam, ditemukan bahwa masyarakat belum menemukan sosok lain sebagai salah satu calon pemimpin Depok.” Paparnya.
Menurutnya, Petahana dengan sederet prestasi, dengan 10 program unggulannya, memang sudah menunjukkan kerja nyata, yang akan menjadi pekerjaan besar bagi siapapun penantangnya.
“Penelitian pada kesimpulan bahwa warganet Depok sudah matang dan rasional. Terbukti, melalui poling di Instagram ini, mereka tidak secara spesifik memilih calon dengan latar belakang kelompok/partai tertentu. Bagi mereka, yang terpenting ialah mampu mengimplementasikan gagasan dan janji politiknya.” Tegasnya.
Harapan ke depan bagi siapapun yang terpilih, harus terus memelihara monumen kemajuan yang sudah dibangun oleh pemimpin sebelumnya, agar posisi kota Depok yang sudah baik, tinggal terus melaju, lepas landas, dengan monument-monumen lama dan baru.
“Pemimpin berikutnya diharapkan dapat fokus hanya ke beberapa program, sehingga dalam waktu yang singkat, seluruh program dapat diwujudkan, karena seluruh sumber daya energi, manusia dan waktu dikerahkan untuk mewujudkan hal tersebut,” ungkapnya.
Menurut Doktor Devie Rahmawati menjadi seorang pemimpin, jangan terobsesi menjadi seorang superman yang bisa menyelesaikan seluruh persoalan.
“Yang terpenting ialah, mampu menunjukkan kerja nyata, dan mewarisikan prestasi yang mumpuni,” tandasnya.
(Wismo)